26
Sep
08

Arisan Tipu-tipu

UANG selalu menggiurkan. Apalagi jika ada “bisnis” perputaran uang atau semacamnya yang disertai iming-iming keuntungan berlipat sebagai buah kecanggihan sang operartor memutarkan uang nasabah. Sudah banyak contoh getir ketika para nasabah atau “investor” akhirnya justru jadi korban. Toh, selalu ada dan ada lagi praktek serupa, dan masih ada saja orang yang tergiur yang akhira ya tertipu.

SEORANG perempuan yang mengelola tabungan Lebaran menyerahkan diri ke Unit Reserse Ekonomi Polresta Bandung Timur, Rabu (24/9) sore. Ia diuber-uber ratusan nasabah karena tak bisa mengembalikan tabungan mereka. Total kerugian nasabah mencapai Rp 80 juta.

Dengan kejadian ini, berarti di wilayah Bandung Raya sudah ada tiga dugaan penipuan dan penggelapan dalam sepekan terakhir. Akhir pekan lalu ribuan nasabah CV De Sam San meradang karena uang tabungan senilai Rp 4 miliar tak bisa dibayarkan.

Kemudian pada Rabu (4/9) sore puluhan karyawan pabrik tekstil PT Adimitra juga mengadu ke Polwiltabes Bandung karena uang tabungan mereka yang disetorkan ke pemilik Es Krim Marindo juga tak tentu rimbanya.

Peristiwa paling menggemparkan adalah “arisan lebaran” yang dikelola De Sam San. Sabtu 20 September 2008 sore, puluhan kolektor De Sam San mendatangi Mapolresta Cimah. Mereka mengadukan Direktur CV dengan dugaan penipuan. Mereka mengaku ketakutan karena di rumah masing-masing ratusan nasabah sudah menanti.

Menurut seorang kolektor, Ny Tini (42), warga Babakan Cianjur, Gunung Batu, hal ini bermula dari pihak CV yang berjanji akan mencairkan tabungan lebaran sepuluh hari sebelum lebaran. Tabungan lebaran itu diberikan nasabah dengan jumlah yang bervariasi.

“Ada yang setor Rp 2.500 per hari, atau Rp 3.000, atau Rp 5.000. Ada juga yang setor Rp 200.000 per bulan,” katanya kepada wartawan. Uang tersebut kemudian diambil setiap minggu oleh pegawai CV.

Masalah muncul ketika kolektor mencoba mengambil uang yang akan diberikan kepada nasabah. Sabtu pagi, mereka mencoba menanyakan uang tersebut kepada pihak CV yang berkantor di Jalan Ciawitali. Di sana mereka mencoba menemui Dewi N yang disebut-sebut sebagai pemilik CV.

“Saat ditanyakan, katanya uang akan cair jam tiga sore. Tapi engga ada,” tambahnya. Saat kolektor semakin tak sabar, Dewi yang keluar rumah mendadak tak sadarkan diri. Ia kemudian dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit Dustira. “Tapi ketika dicek oleh kolektor ke rumah sakit, engga ada. Saya juga engga tahu ke mana,” ujar Tini.

Dalam kondisi keberadaan uang semakin tidak jelas, ratusan nasabah para kolektor juga menagih uang tabungan mereka. “Nasabah sekarang berkumpul di rumah saya dan kolektor lain. Mereka mau mengambil uang,” ujarnya.

Sebelumnya, ia mendengar, uang tabungan yang akan diberikan pihak CV hilang karena dirampok. “Katanya dirampok oleh adiknya. Terus minta tambahan waktu dua bulan,” jelasnya.
Karena merasa tidak ada kejelasan, mereka kemudian mendatangi Mapolresta Cimahi. Mereka mengadukan dugaan penipuan atau penggelepan atas kasus ini.

Hingga pukul 21.00, sebagian kolektor memilih berdiam diri di Mapolresta dengan alasan takut kepada nasabah. “Saya punya 120 nasabah. Mereka ada di rumah,” katanya. Kepada 120 nasabah itu, ia harus menyerahkan uang tabungan sebesar Rp 112,5 juta.

Ia mengatakan, CV De Samsan mempunyai sekitar 60 kolektor dengan 4.000 nasabah. Total uang milik nasabah menurut para kolektor mencapai Rp 4 miliar. “Satu kolektor ada yang harus menyerahkan uang Rp 300 atau 350 juta kepada nasabah,” ujarnya. (Tribun Jabar).


1 Tanggapan to “Arisan Tipu-tipu”


  1. November 16, 2008 pukul 1:07 pm

    ternyata TETAP TIDAK LEBIH baik daripada program member-get-member yang sedang saya jalani.

    ada di profile saya kalau mau caritahu..

    http://profiles.friendster.com/principia123


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s


%d blogger menyukai ini: