SEJATINYA The Venetian tak menyediakan perempuan penghibur. Petugas keamanan hotel akan mengusir perempuan yang menawarkan diri kepada pengunjung. Tapi, “Kami tidak bisa mngatur urusan pribadi tamu. Tamu adalah raja, you know?” kata seorang petugas keamanan The Venetian yang didadanya tersemat emblem nama David.
Mungkin itu sebabnya, ada penjudi yang sengaja membawa ‘bekal’ dari tanah airnya. Saat tersesat di lolong-lorong toko, kami berjumpa dengan dua perempuan muda yang mengaku berasal dari Indonesia. Keduanya mengatakan sudah tiga hari –dari seminggu yang direncanakan– tinggal di The Venetian untuk menemani bosnya yang sedang berjudi.
Menemani bagaimana? Ya, terjemahkan sendirilah.
Tempat untuk kesenangan kaum pria, terserak di sudut-sudut lain kota Macau. Biasanya disamarkan dengan tempat layanan pijat dan sauna. Sebuah laporan di The South China Morning Post menyebutkan, banyak tempat pijat, sauna, dan layanan spa di Macau yang sesungguhnya sarang prostitusi terselubung.
Otoritas setempat menganggap prostistusi terkait erat dengan kegiatan human trafficking yang melanggar aturan. Kampanye pemberantasan perdagangan manusia ini gencar dilakukan. Begitu pula upaya-upaya melindungi kaum perempuan dari aktivitas ini.
Asosiasi Perlindungan Perempuan Macau, misalnya, memasang papan pengumuman layanan publik di setiap taksi. Poster pengumuman itu ditempel di balik kursi di sebelah kiri pengemudi. Jika ada perempuan yang sedang bermasalah dan naik taksi, ia bisa langsung mengontak hotline gratis untuk mendapatkan pertolongan.
Di The Venetian, perempuan-perempuan penjaja layanan birahi ini sadar betul bahwa hal itu melanggar aturan. Karenanya, penampilan mereka juga jauh dari kesan penghibur. Mereka tampil layaknya pengunjung dan pembelanja. Pakaiannya tidak terlalu menyolok, malah ada yang mirip peragawati yang sedang memamerkan busana mutakhir.
Tawar menawar tidak dilakukan terang-terangan. Modusnya, ya seperti tadi. Menjejeri langkah atau sengaja berpapasan lalu menebar senyum dan menegur ramah seolah sudah pernah kenal. Percakapan dilakukan sambil berjalan di tengah simpang-siur pengunjung.
Selama tiga jam berjalan dari satu gerai ke gerai lain — sampai sempat tersesat– setidaknya empat kali kami dijejeri oleh perempuan “Wes ewes ewes…” seperti yang sebelumnya diceritakan. Tiap dialog singkat intinya hampir sama, menawarkan jasa pijat, mengajukan harga, ditutup dengan selipan kertas kecil bertulis nomor telepon.
Tiga jam pertama menyusuri jalan-jalan kota kecil di dalam gedung raksasa ini cukup melelahkan. Itu pun belum seperempatnya kami jelajahi. Perlu waktu dua atu tiga hari jika ingin leluasa dan santai mengunjungi pusat terpadu ini jika ingin memuaskan hasrat bersenang-senang.
The Venetian tampaknya memang dirancang untuk menggabungkan judi dan wisata keluarga, memanjakan orang (berduit) untuk menggunakannya sekehendak hati. Mau berjudi, silakan. Belanja, oke. Hiburan ayo!
Sementara para bapak berjudi, kaum ibu bisa sepuas hati mengosongkan dompet atau menggesekkan kartu kredit. Anak-anak pun bisa menonton pentas hiburan. Sepanjang Mei lalu misalnya, tampil sirkus modern Zaia.
Semua pemain sirkus ini adalah pemain profesional dari berbagai negara yang dipilih secara ketat sebelum bergabung dengan Zaia. Harga tiketnya 358 MOP atau sekitar Rp 500.000, untuk kelas premium. Sedangkan paket istimewa bisa dinikmati dengan harga sekitar Rp 3 juta!
Dengan cara seperti ini, orang bertahan lebih lama di sana. Dari pagi hingga pagi lagi dan pagi berikutnya, orang tak akan kehabisan waktu dan tempat untuk buang duit.
Sebelum ini, wisatawan ke Macau menghabiskan rata-rata hanya 1,2 hari per orang. Empat tahun lalu, ketika The Venetian belum diresmikan, Macau telah mencatat pendapatan 7,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 65 triliun) dengan 25 juta wisatawan yang tercatat berkunjung.
Pada periode yang sama, pendapatan Las Vegas, kerajaan judi AS adalah 6,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 59 triliun). Artinya, saat itu Macau –kota kecil seluas kurang lebih 27,5 kilometer persegi– telah mengungguli Las Vegas.
Sayang saya belum menemukan data terbaru mengenai pendapatan Macau, tiga tahun setelah Venesia tiruan ini dioperasikan. Jika ada, bisa jadi jumlahnya fantastis! (*)