SOSOK supel dan pekerja keras itu akhirnya pergi untuk selamanya. Lina Marliana, meninggalkan keluarga, kerabat dan teman-temannya di Tribun Jabar dalam usia 34 tahun, di Rumah Sakit Immanuel, Minggu (9/12) pukul 17.49 WIB.
Lina yang bergabung bersama Tribun Jabar sebagai Manajer Keuangan sejak Desember 2004, itu masuk Immanuel sejak Rabu (5/12). Sejak dua tahun lalu, wanita kelahiran Garut 30 November 1973 ini digerogoti kanker. Beberapa kali ia sempat dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Sepanjang dalam pengawasan medis, Lina selalu berusaha masuk kantor dan menyelesaikan pekerjaannya. Seringkali rekan-rekannya mengingatkan agar ia segera pulang dan jangan terlalu memaksakan diri bekerja.
Yang menonjol dari Lina memang semangat hidup yang tinggi. Ia tak pernah mengeluh, bahkan sering bersenda-gurau ketika sedang rileks. Namun kegigihan Lina harus berakhir setelah kanker yang dideritanya itu merenggutnya, Minggu (9/12) pukul 17.49, disaksikan ibunda tercinta, Liu Tjung Ing, kakaknya Edy Hermanto, dan dua adiknya, Andri dan Anton Hilman, serta beberapa kerabatnya.
Mereka menangis dan berdoa. Duka juga meliputi semua rekan kerjanya, mulai pimpinan dan anak buahnya, yang ikut menyaksikan detik-detik akhir hidup Lina.
Sentriyanto, Wakil Direktur Kelompok (Wadirkel) Persda, perusahaan yang menaungi harian pagi Tribun Jabar, tak kuasa menahan tangis saat tiba dari Jakarta dan melihat Lina sudah dikafani. Sebulan lalu, saat ia menjenguk Lina ke rumahnya, Lina sempat menyatakan ingin curhat.
“Namun urung dilakukan, karena tak mau didengar maminya,” katanya. Sentri, sapaan akrab Sentriyanto, sangat menyesal karena tak pernah mendengar apa sebenarnya yang ingin diungkapkan Lina itu.
Di mata Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar, Pitoyo, Lina adalah sosok pekerja keras dan selalu mengerjakan pekerjaannya hingga tuntas, sehingga sering kali rapat sampai larut malam. Ketika tengah sakit pun selalu memaksakan diri, namun sebagai pimpinan, Pitoyo selalu mencegah dan mengingatkannya.
“Dia itu selalu memberi pertimbangan dengan angka dan data, dan selalu melihat dalam skala jangka panjang, sehingga saya sangat terbantu dalam mengambil keputusan,” ujar Pitoyo yang kemarin ikut mengantar ke Rumah Duka Bumi Baru II di Jalan Holis.
Begitu pula di mata Yusran Pare, Pemimpin Redaksi Tribun Jabar. “Saya sangat kehilangan, sulit mencari pengganti seperti dia. Ulet,” katanya. Menurut Yusran, Lina sosok yang lebur ketika ia sudah keluar dari ruangan keuangan, bergaul bersama siapa pun tidak kaku.
Yoba, Manajer Iklan Tribun Jabar, merasakan kepedihan begitu sahabatnya meninggalkan alam fana ini, terlebih karena ada rencana yang belum terlaksana. “Dia mengajak berlibur ke Bali dan ke Pulau Umang, tapi Tuhan menghendaki lain,” ujarnya dengan suara tercekat.
Di mata semua rekannya di Tribun Jabar, yang paling terlihat dari Lina memang kegigihannya dalam menyelesaikan pekerjaan di bagian Keuangan. Saat ia sudah berbaring di ranjang rumah sakit pun, Kamis (6/12), masih saja ingat soal pekerjaan.
“Dia itu sungguh-sungguh dalam bekerja, tapi baik dalam memimpin, sehingga kami sebagai anak buahnya merasa sangat kehilangan,” ujar Yuli, staf Bagian Keuangan.
Keluarga melakukan upacara tutup peti Senin (10/12) pukul 19.00, dan esoknya, Selasa (11/12) pukul 08.00 diberangkatkan ke Cirebon untuk kemudian diperabukan di krematorium Mundu, Cirebon. Abunya ditabur di Laut Jawa. (Cecep Burdansyah – Manager Produksi Tribun Jabar)
****