Posts Tagged ‘johan lee

11
Jun
08

Kopi Wortel Johan Lee

SENIN, 26 Mei 2008 saya diajak teman-teman Banjarmasin Post bertandang ke Bati-bati (Tanahlaut), kira-kira 30 kilo meter dari Banjarmasin ke arah Pelaihari. Hari itu rombongan dari kantor sengaja mengunjungi pabrik Indofood Sukses Makmur. Semacam kunjungan balasan atau apalah.

Lagipula, mereka punya bos baru. Johan Lee, baru lima bulan menggantikan kepala cabang (branch manager) Indofood Banjarmasin yang pabriknya di Bati-bati itu. Orangnya energik, ramah dan terbuka. Perbincangan selama kunjungan itu jadi menarik dan hidup.

Saat menjelaskna bagaimana seharusnya bagian dari sebuah industri multi nasional berada di tengah lingkungan masyarakat, Johan mengutip amsal wortel, telur, dan kopi. “Wortel itu kan keras, tapi begitu digodok dalam air mendidih, dia jadi lunak. Sebaliknya, telur itu lunak, cair, tapi kala digodok di dalam air mendidih, dia jadi beku,” katanya.

Setelah proses godok menggodok itu, wortel dan telor tetap terpisah dari air. Dia memang berubah, melunak atau mengeras. Tapi tidak bias melebur. “Lain dengan kopi. Coba didihkan air lalu taburkan kopi. Kopi larut dan mengubah air yang berwarna bening jadi sewarna dengan kopi,” jelasnya.

Dengan amsal itu Johan ingin mengilustrasikan, seperti kopi itulah seharusnya sebuah institusi bisnis berada di tengah masyarakat. Bukan seperti wortel atau telur. “Ini juga saya kutip dari bacaaan-bacaan yang saya dapat di internet,” kata Johan.

Eantahlah, yang jelas Indofood memang produsen terdepan dan terbesar mi instan di tanah air.Kini malah sudah membangun pabrik di beberapa negara. Hingga kini, mi (terutama instan) seakan telah jadi kebutuhan hidup berjuta-juta orang tanpa mengenal kelas.

Di tengah situasi krisis seperti yang dialami sebagian besar rakyat kita hari-hari ini, mi instan mungkin malah jadi pilihan sementara sebagai pengganti, karena harganya relatif terjangkau dan prakrtis.

Johan mengatakan, di tengah melabungnya harga bahan baker, pihaknya juga masih bisa melakukan efisiensi, pabrik makanan instan ternama di Indonesia itu, telah menggunakan batu bara sebagai bahan bakar mesin produksi.

Dari pabrik Indofood cabang Banjarmasin ini jutaan bungkus mi instan tiap hari disalurkan ke pasaran di tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur. Pabrik ini tiap hari memasok 60-70 ribu dus mi instant. Tiap dus berisi 40 bungkus.

Tak jelas, apakah Indofood sudah seperti kopi, atau seperti wortel dan telur? (*)