“HA? Cepat-cepat!!” Stafford A. Ward terpekik. “Cepat-cepat…. ya, cepat-cepat!” gumamnya berulang-ulang sambil tak henti mengamati surat kabar “edisi cepat” Tribun Jabar yang sudah dibingkai dan baru saja diserahkan kepadanya sebagai tanda mata.
Ward adalah wakil Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Jumat 19 September 2008 dia bersilaturahmi ke kantor kami di Jalan Malabar, Bandung. Ia didampingi sataf lokal Kedubes AS, Adhitya Chandra Maas.
Sebagai “orang pers” di Kedubes, Ward tampaknya memang wajib berkenalan dengan para pemimpin media terutama di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah, juga Kalimantan, (Wilayah Sumatera dan Indonesia Timur, diserahkan kepada Konsul di Medan dan di Surabaya).
Ward tampak terpesona oleh liputan kilat wartawan Tribun mengenai kunjungan kerjanya itu. Meski bukan hal yang luar biasa –apalagi sekarang era digital– tetap saja ia merasa mendapat kejutan ketika melihat fotonya saat berdiskusi di ruang rapat terpampang sebagai master berita utama Tribun edisi khusus itu.
Dalam kunjungan sekitar setengah jam itu, kami ngobrol dan berdiskusi mengenai beberapa hal. Mulai dari keberadaan Tribun di tengah dinamika pers di Jawa Barat, sampai masalah-masalah seputar kebebasan pers pascareformasi.
Selain itu ia juga sedikit menjelaskan tentang pemilihan umum di tanah airnya, terutama tentang “pertarungan” singa tua McCain dengan jagoan muda Obama. Bagi publik Indonesia, nama Obama juga tak kalah populer oleh selebritas maupun politikus.
Wilujeng sumping, tuan Stafford! (*)
Giliran Banjarmasin Dikunjungi
DARI sekian banyak warga negara asing yang pernah bertandang ke kantor Banjarmasin Post Group di Jalan AS Musyafa 16 Banjarmasin, Paul Belmont yang bertamu pada Kamis (5/11), termasuk yang paling istimewa.
Pasalnya dia adalah Atase Kedutaan Besar Amerika Serikat Bidan g Pers. Kedatangannya ke Kalsel, khususnya BPost Group, merupakan bagian dari agenda tugasnya di Indonesia tahun ini.
Meski diterima Pemimpin Redaksi BPost Group, Yusran Pare, Pemimpin Perusahaan A Wahyu Indriyanta dan Manajer Redaksi, Irhamsyah Safari lewat sebuah acara sederhana, namun Belmont langsung terkesan.
“Wow, kue apa ini? Rasanya enak dan manis sekali,” katanya dengan rona wajah keheranan, saat mencicipi hidangan ringan yang telah disediakan di ruang pertemuan di lantai IV.
“Ini namanya bingka mister. Kalau Anda lama tinggal di Kalsel, akan sering menikmati kue seperti ini,” jelas Yusran Pare.
Pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut diawali dengan pemutaran film dokumenter tentang sejarah berdirinya Banjarmasin Post. Belmont antusias merespons dan beberapa kali bertanya dengan bahasa Indonesia yang terdengar kaku.
Tak hanya aktif bertanya, Belmont sempat menanyakan apakah masyarakat Banjar mengenal Presiden AS, Barack Obama yang dikenal dekat dengan masyarakat Indonesia. Pada bagian lain dia meminta informasi mengenai aktivitas masyarakat Kalsel. Termasuk tentang kebudayaan yang berkembang di Bumi Lambung Mangkurat ini.
“Mata pencaharian warga Kalsel itu mayoritas apa ya? Kok kehidupannya tenang sekali,” katanya.
Belmont juga sempat menanyakan mengenai kerusakan lingkungan, khususnya hutan yang menjadi isu internasional. (coi)