BANDUNG, TRIBUN – Ketua Umum DPP Gabungan Solidaritas Pengemudi Seluruh Indonesia (GSPI) Asep Pratala, Rabu (20/2/08) memimpin seratusan sopir taksi Kota Bandung ke kantor Tribun Jabar. Sebelumnya, mereka juga menggeruduk kantor media cetak lain, Galamedia.
Menurut Asep, kedatangan mereka untuk menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan yang dinilainya merugikan sopir taksi. Selasa (19/2) media-media menyiarkan berita mengenai seorang warga yang melapor ke polisi bahwa ia dirampok saat naik taksi, Minggu (17/2) sekitar pukul 22.00.
Terkait kasus itu, Asep Pratala menegaskan, sejauh ini belum ada bukti maupun petunjuk yang final bahwa perampokan itu terjadi di taksi salah satu armada di kota ini. Menurut Asep, pemberitaan itu berdampak luas terhadap operasional taksi yang tergabung dalam GSPI.
“Omzet turun hingga lima puluh persen. Pemberitaan itu sangat memukul kami. Apalagi kami saat ini tengah berjuang meningkatkan pelayanan sehingga bisa memuaskan masyarakat,” kata Asep yang jadi juru bicara GSPI.
Dalam pertemuan kemarin, Asep dan para pengurus GSPI diterima Pemimpin Perusahaan Tribun Jabar H Pitoyo dan sejumlah redaktur. Menurut H Pitoyo, Tribun Jabar terus berusaha menjunjung tinggi pemberitaan yang benar dan berimbang tanpa menyudutkan pihak mana pun.
“Sesungguhnya kami tidak bermaksud mencederai siapapun dan pihak manapun,” kata Pitoyo dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakapolresta Bandung Tengah, Kompol Toni Binsar.
Asep Pratala menambahkan terkait laporan perampokan itu, Polresta Bandung Barat telah memanggil dan mendata semua sopir taksi anggota GSPI yang bertugas pada hari itu. Polisi juga telah memeriksa lokasi kejadian.
“Tapi dalam pembicaraan dengan saya, dan juga ketika dibawa ke lokasi, pelapor tak bisa menunjukkan lokasi persisnya. Karena itu sejauh ini, saya menganggap laporan adanya sopir taksi yang merampok penumpangnya adalah bohong,” papar Asep.
Ia menambahkan, sejak armada taksi beroperasi di Kota Bandung tahun 1980-an lalu, belum pernah ada sopir taksi yang merampok penumpang. “Tapi, kalau sopir taksi yang dirampok, itu sudah berulang kali. Kami mencatat, sudah 11 sopir taksi yang tewas karena dirampok,” tegasnya.
Seperti diberitakan Tribun dan media-media lain Selasa (19/2), seorang warga yang mengaku tinggal di Jalan Karanglayung, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi melapor ke polisi jadi korban perampokan dalam taksi.
Ringkasan aduannya, malam itu Irnadi berada di Jalan Merdeka dan hendak pulang. Dia kemudian naik sebuah taksi. Kepada sopir taksi yang membawanya, ia berpesan agar melewati jalan yang cukup ramai.
Namun, saat melewati Jalan Cipaganti, sopir taksi membelokkan kendaraan ke Jalan Eyckman. Di jalan itulah taksi tersebut berhenti. Lalu, naik dua orang pria yang satu di antaranya membawa pisau. Keduanya naik dari pintu bagian belakang taksi.
Kedua lelaki itu mengapit Irnadi. Bahkan, seorang pelaku yang membawa pisau langsung menodongkannya ke tubuh korban. Korban pun tak berkutik di bawah ancaman senjata tajam.
Menurut Irnadi, sopir taksi yang membawanya hanya diam ketika dua orang tersebut masuk. Irnadi kemudian diperintahkan untuk menundukkan kepala. Sopir taksi lalu membawanya ke kawasan Cihideung, Lembang.
Di Cihideung dia diturunkan, dan tak sedikitpun dilukai. Perampok merampas satu unit laptop Acer, dua buah telepon genggam merk Nokia dan Samsung, jaket, jam tangan, dompet serta isinya uang tunai Rp 400 ribu. Total, kerugian materi yang diderita korban mencapai Rp 30 juta. (rif/xna)