damar1.jpgdavid1.jpgelsarosvalensyuditfemi1.jpgesti-rahayu-dc.jpgdidilukiemmyhengkikristupakunto1.jpgidung-ruri1.jpgawd.jpgjovii1.jpgtrias

GEMA adalah rubrik khusus remaja usia SMA di harian Bernas edisi minggu. Bermula dari gagasan untuk menyapa dan berinteraksi dengan komunitas remaja. Maka saya dan Mas Trias Kuncahyono dan kemudian Mas Agoes Widhartono, menyusun semacam program pendidikan dan latihan bagi anak-anak SMA dan sederajat.

Agar lebih efektif, program ini dikembangkan sebagai laboratorium jurnalistik bagi anak sekolah yang melibatkan langsung mereka ke dalam praktek. Tidak sebatas teori. Kebetulan, banyak SMA dan sederajat yang memasukkan jurnalistik ke dalam program ekstra kurikuler (ekskul) mereka.

Maka, kami pun menawarkan program itu ke berbagai sekolah. Agar efektif, kami tawarkan magang selama setahun pelajaran (52 edisi), dengan syarat pesertanya adalah pelajar SMA kelas 1 dan kelas 2. Kelas 3 kami anggap terlalu sibuk menghadapi ujian akhir. Kami pun memilih sekolah-sekolah yang kami anggap bisa mewakili keragaman yakni sekolah umum, sekolah kejuruan, dan sekolah yang diselenggarakan lembaga berlatar belakang agama.

Gayung bersambut. Sejumlah sekolah mengirimkan delegasi mereka, masing-masing dua sampai tiga siswa. Toh ada juga yang mengirim lima siswanya. Semua tentu dengan catatan, bahwa program tersebut tidak boleh menyebabkan aktivitas belajar siswa terganggu, dan tidak boleh membuat para pelajar berorientasi finansial.

GEMA angkatan pertama pun lahir. Mereka berasal dari SMAN I, SMAN III, SMA Muhammadiyah I, SMA Bopkri I, SMA Kolese de Britto, MAN I, STMN 1, SMA Santa Maria, SMA Santo Thomas, SMA Stella Duce, Yogyakarya, dan MAN Bantul. Tapi ada juga anak SMP –kelas 3 pula– yang memaksa ikut prgram ini atas kemauan pribadi.

Program ini berlanjut sampai bertahun-tahun kemudian. Ketika saya dipindahtugaskan ke Palembang, Mas Agoes dan Mas Ignatius Sawabi (Abi), menemani anak-anak GEMA, sampai rubrik ini berakhir bersamaan dengan selesainya kerja sama Bernas-KG.

Namun cikal bakal GEMA saya semaikan pula di Sriwajaya Post (Palembang). Mulai tahun 1994, kami membuka LEPASS (Lembaran Pelajar Sumatera bagian Selatan), dengan pola pendekatan dan prgram yang sama dengan yang dikembangkan di Bernas. Hingga kini, LEPASS masih hadir sebagai rubrik khusus pada Siriwijaya Post edisi minggu.

Hal yang mengesankan adalah, anak-anak SMA yang pernah aktif di GEMA sebagian di antaranya kemudian berhasil membangun kehidupannya sendirim dan boleh dibilang sukses.

Ada yang jadi penulis dan editor buku (AA Kunto/Yk dan Femi Adi/Jkt), ada wartawan (Luki Aulia, Emmy Kuswandari/Jkt, Ruri Hargiono/Btm), ada fotografer profesional (Kristupa W Saragih/Jkt-Solo), ada ahli IT (Valens Ryadi/Yk), ada aktivis LSM (Jullya Vignesvara/Aceh, Florence I Pattipeilohi/Dili – Timor Leste, Rosita Yuwanasari/Dps), ada pebisnis (Henky Dewanto/Jkt, Firman Marpaung/Solo, David R Adhi/Yk, Vierna Suryaningsih/Jkt) , ada akademisi (Punto), ada pula yang jadi dokter (Yuditya Purwosunu/Tokyo), dan calon diplomat (Esti Rahayu/Washington DC), ada sastrawan seperti Satmoko Budhi Santoso. Masih ada nama-nama Alvonsa Kristiani, Dewi, Dimas Novriandi, Nana, Yosefa, MMZ Damar Pandu, Emmy Nursanti, Eko Susanto, Ria Susanti (? – Hongkong) , Radiant, Dida, Fitri, dan masih banyak lagi.

Akan menarik jika mereka yang pernah bersentuhan dengan GEMA (dan kebetulan membuka blog ini), bersedia memberi masukan. Begitu pula kalau ada teman-teman alumni LEPASS. Ayo!!


32 Tanggapan to “GEMA”


  1. November 28, 2007 pukul 9:24 am

    Hallo Mas Yusran,
    apa kabar?
    Aku mengetahui blog ini dari Ruri (Batam) yang “curiga” karena namaku tersebut sebagai alumni Gema. “Pertemuanku” dg Ruri sendiri tak sengaja karena aku tertarik dengan liputannya soal Indonesia-Tionghoa. Aku di Hong Kong dan dia di Batam. Kami hanya berhubungan via email dan YM. Kami tak pernah menyangka bahwa kami adalah alumni sama dari Gema.
    Bagiku, Gema selalu menjadi kisah menarik. Selain belajar hal teknis tentang menulis, yang paling membekas di ingatanku tentang Gema justru soal bagaimana membangun budaya egaliter. Di tengah segala keterbatasan ingatanku tentang masa lalu, hal yang masih kuingat adalah saat mas Yusran bicara soal kultur perusahaan “saat itu”. Bahwa tak ada hirarki ketat dalam sebuah perusahaan pers. Seorang reporter bisa mengkritik redaktur, redpel, bahkan pimred dan bisa ngobrol laiknya kawan.
    Di usia remajaku, kata-kata yang diucapkan mas Yusran sambil duduk di atas meja, itu membekas.
    Kuputuskan untuk menjadi jurnalis, berpindah dari Media Indonesia ke Astaga.com, dan kemudian ke Sinar Harapan, lalu hijrah ke Hong Kong.
    Waktu mengasah kemampuan menulisku. Tapi ada yang tinggal tetap, kegelisahanku untuk melihat ruang egaliter yang lebih luas, di berbagai bidang, di sebuah negeri bernama Indonesia. Sebuah ruang dimana manusia sepenuhnya dihargai sebagai manusia.
    Dan kegelisahan itu, salah satunya, bermula dari sebuah ruang kecil di ruas Jl.Sudirman, Yogyakarta.
    Terimakasih telah berbagi.

    salam,
    Fransisca Ria Susanti (santi)

  2. 2 yusranpare
    November 28, 2007 pukul 4:07 pm

    Aduh… santi! Kamu terlalu berlebih. Justru teman-teman di GEMA lah yang jadi guru bagi saya. Terus terang, saya banyak menyerap ilmu mengenai bagaimana seharusnya kita secara tulus saling berbagi, bagaimana kita bisa hidup berdampingan dalam keragaman tanpa saling curiga. Gudang kecil GEMA, ternyata jadi laboratorium yang menjalarkan makna yang jauh lebih besar menerobos batasan ruang dan waktu. Itu saya rasakan sampai sekarang. Kudengar, bukumu cukup sukses dan sempat jadi bahan diskusi yang menraik. Sudah dua hari ini aku mencarinya di toko buku, tapi belum juga nemu. Ok… selamat berkarya. Sukses.

  3. Desember 4, 2007 pukul 10:18 am

    “Kecurigaanku” yang membuahkan sebuah bukti kalau dunia memang benar-benar sempit. Cuma ketemu di milis ternyata konco dhewe alias jape methe ya mas… 🙂

  4. 4 AA Kunto A
    Desember 5, 2007 pukul 1:25 pm

    Ketika hujan tak boleh menjadi halangan, ketika lelah tak boleh meraja, ketika gelap mengajari kecermatan, ketika kesempatan harus direbut!!!

    Hanya wartawan-wartawan sinting yang waktu itu nekad membuang 1 (satu) halaman penuh, halaman 4 Bernas Minggu, untuk sebuah laboratorium jurnalistik untuk anak-anak sekolah. Mestinya halaman itu menghasilkan rupiah bagi perusahaan. Jika dijual untuk iklan, uang segar niscaya menambah kesejahteraan karyawan.

    Namun, wartawan-wartawan sinting itu tak merelakan halaman itu untuk dijual. Mereka lebih memilih “ngopeni” bocah-bocah ingusan untuk belajar hidup, belajar mengenali kehidupan.

    Bersyukur, aku menyelinap di waktu dan ruang yang persimpangan yang sama. Lalu bertemu dengan mereka. Menjadi wartawan pelajar, aduh bangganya kala itu. Aku masih merasakan betul pusaran energinya. Pulang sekolah terhuyung-huyung ke Sudirman 52 untuk rapat redaksi, membuat TOR (term of reference), membagi tugas KOLAP (koordinator laporan) dan KOLIP (koordinator liputan), menelepon calon narasumber, wawancara ke sekolah-sekolah, mencetak foto di kamar gelap atau mampir nyuci di jalan solo, transkrip wawancara, menulis laporan, piket nungguin paste-up di malam minggu, dan di minggu pagi berdebar-debar menanti koran beredar.

    Menjadi layaknya wartawan profesional, tiada ampun atas ketiadaan tulisan. Tiada ampun untuk tulisan jelek.

    Di Gema, aku belajar bertanya. Belajar berani menyelidik kasus. Berani berpendapat. Dan akhirnya berani memutuskan pilihan profesi: menjadi jurnalis, penulis, editor! Wow, dunia begitu mengagumkan. Wow, begitu banyak yang bisa aku ceritakan. Sinting betul laboratorium itu!!!

    Thx Mas Yusran…

  5. Desember 27, 2007 pukul 4:17 am

    Mas, kok fotoku gak ada? *halah* hehe…
    GEMA, pengalaman hidup luar biasa untuk seorang anak bercelana pendek biru seperti aku. Dunia yang baru dengan teman-teman di sekeliling yang memiliki binar ketertarikan yang sama, menulis. Sungguh pengalaman yang tak tergantikan dengan apa pun. Satu keluarga yang memberi aku pelajaran arti dari kata SEMANGAT. Sayang, anak muda sekarang tidak mempunyai kesempatan yang sama seperti kami dulu…
    Aku bangga menjadi salah satu bagian dari GEMA, yang membuka seribu pintu kesempatan. Bertemu dengan teman-teman, kakak-kakakku yang sampai saat ini selalu membuatku bangga akan kiprah mereka.

    Terima kasih Mas Yusran 🙂

    dimas novriandi
    – full time student / part time blogger –

  6. Desember 30, 2007 pukul 9:37 pm

    ya ampun mas yusran … sudah ngeblog neeeh! congrats ya! jujur saja, saya nggak pernah ngebayangin wartawan-wartawan senior mau ngeblog. apalagi sekelas mas yusran. hihihi … ternyata …

    uhm. GEMA. waktu SMP, nilai bahasa indonesiaku jadi melejit karena sering nulis di GEMA dulu. serunya, apalagi jadi bangga setengah mati karena tulisan selalu dipamerkan bu yuni, guru bahasa indonesia, pada teman-teman.

    kliping tulisan GEMA juga bak tiket emas untuk masuk SMA van lith. walau toh akihirnya DO juga, tapi tetap laku tuh buat sekolah gratis 4 tahun di atmajaya. horeeee !!!

    satu halaman GEMA, memang sungguh ajaib!

    ikut-ikut dimas ah:
    full time blogger, part time journalist (lhoo??)

    catt:
    protes! fotonya mbakku kok ada, sedangkan fotoku kok ndak ada! 🙂

  7. 7 yusranpare
    Januari 3, 2008 pukul 11:58 am

    Buat Femy: hehehehehe….. kamu salah duga. Saya tidak termasuk wartawan senior, maka boleh-boleh saja ngeblog. Namanya juga belajar, kan? Mediumnya bisa macam-macam, termasuk blog. Untuk aku yang gaptek, bisa mengisi blog pun sudah lumayan, Fem. Blog ini pun dibikinkan teman, sekaligus guru saya, Mas Achmad Subechi.

  8. 8 boyaz
    Januari 11, 2008 pukul 9:01 am

    paaaaak…
    yaelah…salamin ke tante ria susanti…
    pengen bukunya dunk…
    susah amat nyari kembang2 genjer,,sampe harus pesen di nalar..
    hehehe….
    memanfaatkan relasi ayah…
    wakwaww
    ikutan juga ah
    full time mahasiswa part time nangkringer
    forever book addict

  9. 9 Kristupa Saragih
    Januari 28, 2008 pukul 5:16 pm

    Kapan reuni?

  10. 10 yusranpare
    Januari 29, 2008 pukul 5:58 am

    Ayo! Mas Trias konon sudah siap juga. Coba kontak Luki, Hengky, Emmy dan teman-teman yang ada di Jakarta. Lha, tempo hari kan kamu yang diserahi togkat reuni…. heheheheh

  11. Maret 18, 2008 pukul 2:35 pm

    GEMA Bernas ya? Bangga juga loh waktu itu, karena aku bisa gabung ke komunitas wartawan itu. Curhat dikit ne, sebenernya dulu pertama kali alasan daftar ke GEMA adalah………. Kok kayanya keren kalo namaku nampang di koran… Hahahahahahaha!!!! Eh, ga disangka, waktu itu aku ketrima di GEMA Bernas (angkatan VIII alias tahun 1998), dan jadi anak yang paling muda waktu itu. (yang lain SMA semua, aku masih kelas 1 SMP!). Lambat laun, ternyata asyik juga menulis.

    Justru kalau boleh jujur, dengan diberikan kesempatan untuk menulis di GEMA ini, aku jadi mendapat banyak sekali pelajaran tentang menulis dibandingkan apa yang ditawarkan oleh institusi formal. Atau mungkin malah bisa dikatakan kalau menulis di GEMA itu justru mengasah naluriku menulis. Boleh dikatakan, GEMA ini sudah mencuci otakku untuk terus menulis……

    Kalau mau berterima kasih, karena pernah menulis di GEMA ini juga, akhirnya ada tawaran dari Gramedia untuk menerbitkan 2 buah novel (yang sudah terbit!! Hore!!!). Got to admit, I owe it all to GEMA……

    Fasilitas yang diberikan GEMA waktu itu, TIKET GRATIS ke konser2 yang disponsori BERNAS n DISKON 10-20% di Gramedia!! Hahahahahahaha!!!!!

  12. 12 yusranpare
    Maret 18, 2008 pukul 3:35 pm

    Sidha…? Chris…? Aduh, mohon maaf. Terus terang, saya mati-matian tak berhasil mengingat nama dan wajahmu. Angkatan 1998 ya? Bisa jadi kita pernah bertemu. Tahun 1996-1998 saya kembali ke Yogya (Bernas), hanya saja memang tidak lagi secara langsung terlibat dengan teman-teman di GEMA. Lagipula pada kurun itu suasana tengah panas-panasnya. Beberapa teman GEMA dan para “veteran” seibuk dalam aksi-aksi demonstrasi. Malah, seringkali markas GEMA dijadikan tempat mangkal para pelajar dan mahasiswa aktivis. Selamat atas buku-bukuny!! Aduh, saya disalip lagi oleh taman-teman GEMA.

  13. 13 ryuryu
    September 16, 2008 pukul 1:45 pm

    kak. . .
    saya salah seorang wartawan LEPASS Sriwijaya Post. . .

    eeeehhmm. . .
    saya gag nyangka kalo GEMA ternyata adalah kakaknya LEPASS, yah. . .

  14. 14 yusranpare
    September 16, 2008 pukul 8:49 pm

    Akhirrrrnya…. ada juga “wartawan” LEASS yang mampir! Salam kenal, siapa namamu? Ryuryu??? Angkatan tahun berapa? Cak mano kabar LEPASS hari-hari ini? Masih terbit setiap minggu kah?

  15. 15 cha_qteenk
    September 23, 2008 pukul 1:27 pm

    duh…sumpah..cha br tw klo LepASS ntu ibaratny renkarnasi dar GEMA…selama cha megang lepass..lama lah 2tahun dsn…seumur2 g pnh denger yg namanya GEMA..coz kk senior2 alumni LEPASS yg dah tamat atw wartawan senior sripo gpnh nyinggung soal GEMA…mang gmn cie crtana???

  16. 16 yusranpare
    September 23, 2008 pukul 8:15 pm

    Nah, muncul juga “veteran” LEPASS yang lain. Wah bisa rame nih kalau kita bikin komunitas maya. Bayangkan, dari GEMA saja alumnusnya sudah bejibun meski rubriknya sudah tak ada lagi di BERNAS. Di Palembang, LEPASS masih eksis memabngun dinamika anak-anak SMA dalam aktivitas jurnalistik. Ayooo… siapa yang bersedia jadi “lurah” komunitas maya GEMA-LEPASS…???

  17. 17 Belly Ahuluheluw
    November 4, 2008 pukul 4:33 pm

    Hallo mas Yusran…hahhaa aku salah satu nama yang mungkin terlupa dalam ingatan mas, walah…..merengek ala dimas (photoku juga ga ada dim)….hehehhe.Aku mengenal Gema dari kakaku yang terlebih dahulu menjadi Gema angkatan pertama siapa lagi kalo bukan ka Florence I Pattipeilohi,yang sekarang berjuang di daerah Dili (hehehe berjuang kayak tentara aja ya).Oke Gema banyak mempengaruhi hidup aku,dari Gema lah kemudian aku punya kepastian dimana aku aku melangkahkan kakiku pada bangku kuliahku…..walau dengan sangat menyesal aku tidak mengambil pilihan media cetak sebagi pilihan konsentrasiku.Aku banyak terbuai oleh dunia panggung juga layar kaca yang memberikku warna lain.Menyesal walo ga terlalu dalam seh…..kegiatan menulis telah lama aku tinggalkan.Dengan aktivitasku dalam dunia PH membuatku jarang menulis.Kadang ada rasa iri (ehmmm …)melihat teman2ku yang telah sukses meneruskan nandi jurnalistik yang telah berkobar sejak kita sama-sam bergabung di Gema-Bernas.Tapi bagaimanapun aku tetap bangga menjadi bagian dari keluarga besar GEMA-BERNAS angkatan ke III. Salam hangat untuk semua teman-temanku….mas aku punya foto-foto saat kita masih di gema boleh diposting?heheheh tq

  18. 18 Mas Toyo
    Oktober 21, 2009 pukul 7:30 pm

    Duh, jadi ikut trenyuh. Walaupun aku tak punya andil apa2 di GEMA dan LEPASS, tp seneng banget melihat temen2 sekarang …

    • 19 yusranpare
      Oktober 21, 2009 pukul 8:06 pm

      Wah! Mas Toyo ini merendah…. Semua kita berperan bagi satu sama lain. Itulah yang lebih terasa di Gema maupun Lepass hingga saat ini.

  19. 20 ijal
    Mei 6, 2010 pukul 9:23 am

    Mas yusran, aku baru ngeh baca narasi kontak gema.
    Mengundang dan memper-erat silahturahmi. Insy. nanti kalo aku mampir ke SRIPO saya share ke anak2 Lepass.Dan anak Lepass juga harus merefressh sejarah, kalo mas JPX bapaknya lepass. Hehe3..
    Btw anak2 angkt. 1 s.d 3 pada sibuk semua, beberapa sudah kontakan, tapi belum dapet waktu tepat ktemu. Salam untuk keluarga dan anak GEMA..

  20. 21 yeni dwi handayani
    Mei 25, 2010 pukul 10:35 am

    hi…gema…kenapa tidak diterbitkan saja sebuah buku atau majalahnya….dan saya juga suka menulis..apa ada kesempatan untuk bergabung sebagai salah satu dari kalian??

  21. Maret 25, 2012 pukul 11:15 pm

    salam, mas.
    waduh iseng2 nyari sejarah berdirinya Lepass, eh baru ktemu sama pendiri Lepass ^^
    saya alumni Lepass angkatan 15 mas,, dan baru 2 minggu lalu pelantikan Lepass angkatan 18.
    hheheh
    ohya, mas.. gmana caranya supaya kami bisa nghubungin Mas?
    soalnya ada rencana buat meet and great alumni Lepass dan Lepass 18.
    terima kasih sebelumnya, Mas. ^^

    • 23 yusranpare
      Mei 11, 2012 pukul 3:24 pm

      Waduh…! sori, aku baru buka lagi blog. Awal Mei 2012 lalu saya di Palembang. Rencananya akhir Mei masih akan ke sana lagi. Kemaren itu sempat bertemu Izal dan Menik…veteran Lepass angkatan pertama.

  22. 24 Radyanti edhie wulandari
    Maret 27, 2012 pukul 9:48 pm

    Alhamdulilah, saya alumni GEMA Bernas angkatan ’95, asuhannya mas abi. Dlm tulisan diatas disbtkan nama Radiant ya, mgkn yg dimaksud adalah sy, skrg sy tinggal di palembang lho.

    • 25 yusranpare
      Mei 11, 2012 pukul 3:33 pm

      Wah, senangnya, bisa bertemu dengan veteran-veteran Gema. Angkatan pertama ada Radiant, anak De Britto.
      Kamu di Palembang? wah bisa kontak dengan “adik-adik”mu dong. Di Sriwijaya Post ada rubrik Lepass, persis Gema di Bernas dulu. Hingga kini masih eksis….

  23. 26 irenaningtyas
    April 6, 2013 pukul 4:36 pm

    Wah nggak sengaja menemukan blog ini.. Meski sudah lama banget.. Pingin nimbrung juga ya mas yusran (meski nama saya tak tersebut he..). Saya seangkatan kunto, punto, indit, dimas, ruri dkk yg pernah mengecap dinamika, persahabatan dan pembelajaran yang luar biasa dr GEMA di bawah mas abi dan mas agoes. Pertama kali menulis, inget banget bgm tulisan saya dan indit (skrg di SOKOLA) dipenuhi coretan tangan mas agoes dan dipasang di papan tulis di ruang gema waktu itu hi.. Saat ini saya jd hrd plus psikolog di sebuah perusahaan di Jakarta (astra group), terasa banyak hal yg bs sy terapkan dipekerjaan, mulai dr penulisan laporan psikologi, menulis artikel utk majalan internal sampai menilai lomba tulis menulis di kantor pun terlakoni dengan baik.. Thanks GEMA.. Smg ada lagi media utk belajar bg anak2 muda saat ini spt di GEMA.

    • 27 yusranpare
      April 30, 2013 pukul 5:16 pm

      Ireeee….!! Maaf baru kebuka juga. Sori banget kalau jenengmu gak “kecantum” didaftar. hehehehe. ntar kutambahkan. Wah, sekarang di Astra? Syukurlah. Aku kenal beberapa orang di sana, antara lain Pak Julian – Humas/PR, dan Tofan Mahdi dan lain-lain, salam buat mereka.

  24. 28 Endah suryaningrum
    April 7, 2016 pukul 9:06 pm

    Malam mas yusranpare. Saya endah dari SMA. BOPKRI 1. Mudah-mudahan teman seangkatan saya di gema bernas masih ingat. Luar biasa berguna nya ilmu yang saya dapatkan ketika bergabung di gema bernas. Dan semangat mengikuti kegiatan di gema tak ada habisnya… Terimakasih buat semua teman-temAn dan senior yang sudah mendampingi saya selama di gema. Merindukan kebersamaan seperti dulu….


Tinggalkan Balasan ke yusranpare Batalkan balasan