07
Jan
09

(Mendiang) Anak-anak Gaza

anak-gaza

LEBIH dari 100 anak tewas oleh gempuran dahsyat Israel ke Jalur Gaza sepanjang sepekan terakhir serangan brutalnya. Ini melengkapi daftar korban warga sipil yang sampai akhir pekanlalu mencapai hampir 500 orang. Ribuan lain cedera. Dan, tekanan dunia tidak juga mampu menghentikan napsu serdadu Yahudi itu untuk memerangi bangsa Palestina.

Insiden ini makin melengkapi kekejaman kaum Zion yang telah melakukan berbagai cara untuk memberangus Palestina. Gaza yang mereka tuding sebagai sarang pemberontakan para pejang Hamas telah berulangkali dihujani bom.

anakgaza2Bahkan pada 2007 mereka menggempur wilayah itu setelah berbulan- bulan memblokadenya sehingga warga Palestina terisolasi. Sejak belokade itulah, warga Palestina menggali terowongan-terowongan agar memperoleh akses ke “dunia luar” di tanah airnya sendiri. Jalur bawah tanah itu pun kini jadi sasaran gempuran bom-bom Israel.

Penutupan Gaza pada 2007 membuat 1,5 juta warga menderita. Selain menipisnya stok kebutuhan pokok, mereka juga tidak menikmati pasokan listrik memadai. Pemblokiran Gaza sebagai hukuman kolektif yang menyengsarakan warga entah itu muslim, maupun pemeluk agama lain yang tinggal di wilayah tersebut.

Bukan hanya kali ini Israel memblokade dan menggempur Gaza. Tahun 2004, blokade yang sama menyebabkan 3.000-an perempuan hamil terpaksa aborsi karena tidak memperoleh akses ke rumah sakit, 40 persen dari 3 juta warga Palestina hanya makan sekali sehari dan 70 persen penduduk kehilangan lapangan pekerjaan. Sementara 5.000-an orang tewas, 8.000 rumah rusak, dan 950 madrasah hancur. Sedangkan 300 sekolah dijadikan markas militer Israel sehingga 9.000-an pelajar tidak bisa bersekolah.

anakgaza3Tekanan internasional, sebagaimana biasa, tampaknya tak pernah diharaukan. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert seperti juga pendahulu-pendahulunya, kukuh pada pendirian bahwa satu-satunya “jalan tengah” untuk mencapai perdamaian adalah memerangi –dan kalu perlu– memusnahkan Palestina.

Tak cuma dunia luar, warga Israel sendiri sudah banyak yang bosan dengan perseteruan dari generasi ke generasi ini. Sebuah jajak pendapat menunjukkan 64 persen warga Israel berharap pemerintahnya menempuh jalur dialog dengan pihak Palestina (Hamas) untuk menghentikan konflik. Sekitar 28 persen menolak, dan sisanya abstain.

Di kalangan bangsa Palestina apa lagi. Lebih banyak yang menginginkan perdamaian ketimbang selalu jadi korban. Kelompok ini melakukan berbagai aksi, termasuk bekerja sama dengan kaum Yahudi yang cinta damai melakukan langkah-langkah tanpa senjata.
Bahwa tetap bermunculan kelompok-kelompok yang memilih perjuangan bersenjata, itu pun harus dibaca sebagai refleksi dari apa yang dilakukan Israel terhdap Palestina. Dan terbukti, blokade serta gempuran tak pernah menyurutkan perlawanan.

Israel tetap pada karakternya yang sejati. Ia justru seperti sengaja menghapus jejak-jejak semangat perdamaian yang dipancarkankan warganya bahkan pernah juga digalang pada masa Rabin dan Peres. Israel menempatkan diri sebagai puncak kebenaran dan keadilan itu sendiri. Bangsa lain, tidak. Karena itu mereka tak peduli seluruh bangsa di dunia mengutuknya.

Dengan arogansi dan keganasan itu, tampaknya kita dan bangsa- bangsa di dunia tidak cukup hanya dengan mengutuk Israel, melainkan harus segera melakukan tindakan konkret. Apa yang mereka lakukan sudah sampai pada bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan. **

anakgaza41


3 Tanggapan to “(Mendiang) Anak-anak Gaza”


  1. 1 Hamba Allah
    Juni 12, 2010 pukul 11:46 am

    HATI-HATI dengan DO’A orang yang di dzolimi..!!!!!!…,..teruslah berjuang palestinakuu…!!….tegakkan agama ALLAH..!!..,.lebih baik mati sahid daripada harus hidup terhina…di bawah pemerintahan IBLISS..!!

  2. 2 Hamba Allah
    Juni 12, 2010 pukul 11:48 am

    Sesungguhnya mereka tidak mati..,..Mereka selalu hidup…disisi Allah,SWT…!!


Tinggalkan komentar